Keuntungan Belajar di Pondok Pesantren
Memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anak ke pondok pesantren memang tidak mudah ya. Perlu banyak pertimbangan bagi Bunda dan Ayah untuk melepas anak hidup dan belajar sendiri di tempat lain.
Namun, bukan tanpa alasan ada begitu banyak orang tua yang ikhlas melepas sang anak untuk mondok di pesantren. Karena, diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki akhlak baik dan punya pengetahuan agama yang luas demi menjalani kehidupannya kelak.
Belum lagi, kehidupan di pesantren tentu akan berbeda dengan di rumah sendiri ya Bunda. Anak harus bisa menyesuaikan diri dan belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Meski begitu memang, jika dibandingkan dengan sekolah umum, pesantren memiliki beragam poin plus yang akan berguna bagi kehidupan anak kelak.
“Menuntut ilmu di sekolah biasa, madrasah, atau pesantren, mungkin terlihat sama saja. Namun, dalam mendidik akhlak anak, sebagian besar orang tua tidak ragu menitipkan anaknya ke pesantren untuk menuntut ilmu agama,” terang Dr. Hibana Yusuf, M.Pd, selaku Anggota Divisi Pembinaan Keluarga Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa Bunda dan Ayah dapatkan dengan menyekolahkan anak ke pondok pesantren. Dengan begitu, bisa menjadi bahan pertimbangan Bunda untuk mantap atau tidak untuk mengirim anak ke pesantren.
1. Mendalami ilmu agama
Dengan pola kekhasan pesantren, tentu yang pertama didapatkan adalah pendidikan agama yang lebih kuat. Karena, kesehariannya selama 24 jam bernilai edukasi, mulai dari salat berjemaah, membaca Al-Qur’an, hingga tausiah. Otomatis nilai agama akan lebih kuat.
2. Membentuk akhlak baik
“Akhlak anak akan lebih terjaga karena itu yang dikuatkan dan ditekankan di pesantren. Contohnya seperti menghormati orang tua,” kata Ustazah Hibana.
3. Belajar mandiri
Anak akan belajar tentang kemandirian. Berbeda dengan di rumah, mungkin selama anak di rumah, ia dilayani oleh Bunda, atau seorang pengasuhnya. Namun, di pesantren anak akan terdorong untuk melakukan semuanya dengan seorang diri.
4. Belajar tanggung jawab
Selain belajar mandiri, anak juga belajar bertanggung jawab. Tanggung jawab dengan segala sesuatu yang ia pilih dan ia lakukan.
Namun, menempuh pendidikan di pesantren bukan tanpa risiko ya Bunda. Salah satu risiko yang cukup banyak dikhawatirkan para orang tua adalah bullying Bunda.
Hal itu memang riskan terjadi karena anak berada jauh dari pengawasan kita sehingga kita tidak bisa terus melindunginya dari perlakuan tidak menyenangkan orang lain. Nah, bagaimana agar orang tua bisa mengetahui sang anak telah mengalami bullying dan bagaimana cara mengatasinya? Simak di halaman berikutnya ya Bunda.